Sabtu, 30 April 2011

Sedih juga walau tidak sayang

Malam ini, Jablai menemui ajalnya. Jablai, nama yang kuberikan karena memang anjing ini jarang dibelai. Dia anjing terlantar yang telah dipelihara (dalam artian diberi makan) oleh suamiku tetapi jarang sekali atau mungkin tidak pernah dibelai karena memang kumal dan bau. Pernah beberapa kali aku memandikannya tapi selalu kembali bau jadi aku jarang membelainya juga. Anjing ini memang sudah tua, jadi tampangnya juga sudah jelek walau kalau di-lihat2 kayaknya asalnya lucu juga.

Memang sudah dari kemarin terlihat dia diam saja, hanya berada dalam kandang & tidak mau makan lagi. Aku sudah berkata kalau dia itu sekarat, hal itu juga yang kukatakan pada Mama yang tadi sempat mampir kesini & melihat Jablai tergeletak di tengah jalan. Bahkan Mama mengusirnya dari tengah jalan karena kasihan takut terlindas. Eh, lah kok nggak lama, tidak tahu sih tepatnya jam berapa dia meninggalnya, bahkan aku ga menyadarinya kalau bukan diberi tahu orang.

Kasihan juga ngelihatnya, dia meninggal di depan pagar rumah, tidak sempat masuk ke dalam rumah. Aku baru ingat kalau tadi sempat hujan agak deras, pasti dia kedinginan & berusaha masuk rumah tapi sudah terlalu lemah. Walau dia bisa dibilang tidak disayang tapi tetap saja dia setia & berusaha kembali. Ah kasihannya...

Aku jadi sedih juga saat memasukkan dia ke dalam tanah yang kugali sendiri. Kuelus kepalanya dengan cangkul & menitikkan air mata saat memendamnya dengan tanah. Selamat tidur selamanya Jablai...
[ ... ]