Matahari makin tinggi, so mulailah jemur2 sepatu &celana jeansku yahng basah. Akhirnya aku & Li Fang dipaksa bangun oleh Somar & Rofik. Setelah nemu cara menggantikan celana jeansku barulah aku berani keluar tenda. Mulailah aku mengcapture keadaan sekitar dengan kameraku. Untunglah porter kami, Somar & Rofik pintar memasak dan tersedia banyak makanan buat kami semua. Ga lama ko Agustinus & Zaidi dah kembali dari puncak & bergabung. Kami foto2 & makan bersama, setelah itu bongkar tenda.
Gunung Sumbing di pagi hari
Gunung Sumbing mulai tertutup awan dan kabut
Ngeceng dengan latar belakang Gunung Sumbing
Li Fang di dalam tenda
Mr. Zaidi & Ko Agustinus
Mr. Zaidi, Ko Agustinus & Somar
Mempersiapkan sarapan
Perjalanan turun pun dimulai. Kemarinnya aku dah ga bisa ngebayangin gimana turunnya, dan memang beneran. Hanya satu kata "ngeri"!! Rasanya seperti mau terjungkal ke bawah. Alhasil tertinggallah aku di belakang, tapi ko Agustinus kali ini juga mengawalku turun sampai aku merasa ga enak juga. Lama-kelamaan jempol kakiku menjadi sakit sampai serasa tak mampu menggunakan kaki lagi. Rasa-rasane pingin nangis aja, dan emang nangis, tapi ga sampe terisak-isak & cukup aku sendiri yang tahu :p
Habis cara turun dengan meluncur, akhire turun dengan berjalan mundur. Lalu Ko Agustinus menemukan cara, dengan memakai tongkat untuk menolongku, aku pegang ujung tongkat & ko Agustinus pegang ujung satunya. Akhirnya dengan cara itu nyampe jugalah di bawah jam 5 sore, yang paling akhir sampai.
Sementara berjalan turun banyak yang mulai manjat. Sampai di basecamp dah penuh sesak sepeda motor mungkin karena malam minggu. Dipikir-pikir seru juga daripada bermalam minggu hanya di mall. Abis gitu mandi dengan air yang sedingin es setelah 2 hari ga mandi, sungguh menyegarkan.
Mr. Zaidi masih melanjutkan mendaki lagi malam itu ke gunung Sumbing, benar-benar luar biasa.
to be continued...
0 komentar:
Posting Komentar